PGPR singkatan dari Plant Growth Promoting Rhizhobacteria adalah sejenis bakteri yang hidup di perakaran tanaman. Awal mula diteliti oleh peneliti asal Amerika bernama Kloepper dan Scroth di pertengahan tahun1982. Hasilnya menggambarkan bahwa bakteri tanah yang mendiami daerah perakaran tanaman yang diinokulasikan ke dalam benih dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Sejak pertama kali diperkenalkan oleh Kloepper dan Scroth (1982) itulah, PGPR mengalami perkembangan yang sangat cepat.
Dalam perkembangannya bakteri ini akhirnya dieksplorasi oleh beberapa peneliti di berbagai negara penghasil produk pertanian. Termasuk di negara kita. Beberapa peneliti dan perguruan tinggi mengeksplorasi bakteri ini dari lingkungan sekitar kita dan mensosialisasikan hasilnya ke masyarakat dan instans iterkait. PGPR ini menjadi primadona ketika Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu kembali digalakkan di seluruh pelosok tanah air. Karena melalui kegiatan tersebut sosialisasi dan bimbingan teknis penggunaan serta pembuatan PGPR ini disebarluaskan ke masyarakat petani. Dan PGPR pun mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama pada beberapa tahun terakhir.
PGPR mampu memacu pertumbuhan tanaman dan fisiologi akar serta mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh seranggaserta sebagai tambahan bagi kompos serta mempercepat proses pengomposan. Pengurangan pestisida dan rotasi penanaman dapat memacu pertumbuhan populasi dari bakteri – bakteri yang menguntungkan seperti PGPR. Aplikasi PGPR mampu mengurangi kejadian dan keparahan penyakit. Beberapa bakteri PGPR yang diinokulasikan pada benih sebelum tanam dapat memberi pertahanan pada tudung akar tanaman. Hal inilah yang membuat bakteri PGPR mampu mengurangi keparahan dari penyakit dumping-off (Pythium ultimatum) di tanaman. Beberapa bakteri PGPR mampu memproduksi racun bagi patogen tanaman, misalnya bakteri Bacillus subtilis mampu melawan cendawan patogen.
Cara pembuatannya pun tidaklah sulit dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Adapun caranya sebagai berikut:
Cara aplikasi PGPR
1. Perlakuan pada benih
Perlakuan benih (seed treatment) pada bawang merah sebelum ditanam meliputi pencelupan benih ke dalam larutan agen hayati (PGPR) dengan cara merendam umbi benih bawang merah yang sudah diseleksi dan dibersihkan selama 15 menit ke dalam larutan PGPR 10-15 ml/1 liter air. Untuk merendam 20 kg umbi benih bawang merah dapat menggunakan 10 liter larutan PGPR.
2. Perlakuan pada lahan
Penggunaan aplikasi larutan PGPR pada lahan dengan cara campurkan 0,5 - 1 liter PGPR ke dalam tangki penyemprotan. Semprotkan PGPR tersebut ke lahan yang belum ditanami atau ke daerah perakaran tanaman. Ulangi penyemprotan setiap 20 hari sekali.
PGPR ini dapat digunakan pada berbagai tanaman, baik tanaman padi, kedelai, sayuran, buah-buahan maupun tanaman hias. Dengan penggunaan PGPR, teknologi pengendalian ramah lingkungan secara komprehensif dan pengurangan penggunaan pestisida dapat diterapkan.
Penanggungjawab : Aniati Nurlatu (Koordinator Penyuluh Kecamatan Namrole)