Sebagai upaya dalam mengatasi masalah OPT tanaman bawang, umumnya petani menekankan pada pengendalian secara kimiawi. Penggunaan pestisida yang tidak sesuai dengan ketentuan yang dianjurkan, selain dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, penggunaan pestisida secara intensif juga menyebabkan biaya produksi tinggi.
Dalam pengembangan agribisnis, penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) masih relatif terbatas pada sebagian kecil komoditas prioritas. Dalam penerapannya, pendekatan ekologi lebih mendominasi dalam menentukan alternatif pengendalian OPT. Agar dapat memberikan keuntungan maksimal bagi petani, maka pendekatan ekonomi juga diperlukan untuk menentukan pemilihan suatu Teknologi. Pendekatan tersebut tidak bisa diterapkan secara parsial, karena ada kemungkinan melalui pendekatan ekologi saja belum tentu akan memberikan hasil yang sesuai dengan keuntungan ekonomi, demikian pula sebaliknya.
Pemantauan hama di pertanaman penting dilakukan untuk menentukan upaya preventif pengendalian hama, antara lain dengan menggunakan perangkap likat kuning (yellow sticky trap). Serangga umumnya tertarik dengan cahaya, warna, aroma makanan atau bau tertentu, dimana warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras seperti warna kuning cerah. Serangga mempunyai dua alat detector yang penerima rangsang cahaya yaitu mata tunggal (oseli) dan mata majemuk (omatidia). Mata serangga ini dibedakan berdasarkan jumlah lensa yang dipunyainya. Kalau mata tuggal mempunyai lensa kornea tunggal sedangkan mata majemuk mempunyai lensa kornea segi enam.
Fungsi tiap mata inipun berbeda-beda, kalau mata tunggal berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya yang diterima, sedangkan mata majemuk berfungsi sebagai pembentuk bayangan yang berupa mozaik. Dari penghilatan ini seranga bisa membedakan warna. Ada yang bisa membedakan warna biru dan kuning seperti lebah madu. Ada juga yang hanya bisa mengetahi warna kuning saja seperti kutu daun dan lalat pengorok daun. Ada juga yang tidak bisa membedakan warna apapun alias buta warna. Kemampuan membedakan warna pada seranga ini karena perbedaaan sel-sel retina mata pada serangga.
Membuat perangkap likat kuning (yellow sticky trap) sederhana dan Murah
Alat dan Bahan :
Botol kemasan air mineral
Cat kayu/besi warna kuning
Tiner/pengencer cat
Plastik bening ukuran 1 s.d 5 Kg tergantung ukuran botol kemasan air meneral/lakban bening
Oli bekas atau lem tikus
Tali raffia
Ajir
Berikut cara pembuatannya :
Metode pemasangannya perangkap likat kuning diikat pada ajir dengan ketinggian satu jengkal diatas tajuk tanaman, seiring tinggi tanaman perangkap likat kuning dinaikkan mengikuti tinggi tajuk tanaman supaya hasil bisa optimal, hal ini bertujuan supaya serangga hama langsung bisa melihat perangkap likat kuning diatas tajuk tanaman.
Untuk areal tanaman seluas 1000 m2 minimal di pasang perangkap likat kuning dengan botol ukuran 1,5 liter sebanyak 10 buah dengan metode pemasangan zig-zag atau gigi gergaji. Ketika hama terperangkap telah memenuhi sebagian besar permukaan perangkap atau 15 hari setelah pemasangan, maka perlu dilakukan penggantian dengan perangkap yang baru, dengan cara melepas plastik dan menggantikannya dengan plastik yang baru dan diolesi lem perekat begitu selanjutnya sampai dengan tanaman habis masa panennya.
Perangkap likat kuning mampu mengendalikan beberapa hama yang sering muncul di pertanaman, seperti lalat buah, wereng, aphids, thrips, kutu, ngengat, dan kepik. Perangkap likat kuning ini dapat dijadikan solusi untuk petani dalam pengendalian hama di lapangan.
Berikut hasil pengaplikasian perangkap likat kuning pada pertanaman bawang merah :
Penanggungjawab : Aniati Nurlatu (Koordinator Penyuluh Kec. Namrole)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar